1/04/2013

MEMILIH INVESTASI EMAS, REKSADANA, PROPERTI ATAU BISNIS SENDIRI?



Keuntungan seperti apa yang kita inginkan dalam melakukan investasi? Tentu saja jawabannya pasti keuntungan yang tinggi. Lalu bila kita ditanya, sebesar apa resiko yang berani ditanggung? Pasti jawabannya sekecil mungkin, atau bahkan tidak ada resiko sama sekali. Pada kenyataan tidak ada investasi yang menghasilkan keuntungan besar tapi tidak memiliki resiko. Di dunia investasi dikenal high risk high return, semain besar potensi keuntungan yang kita dapat maka semakin besar pula resiko yang akan kita tanggung.
Kita tidak dapat menghilangkan resiko, tetapi kita dapat meminimalisir resikonya. Ingat, jangan menaruh telur-telur dalam satu keranjang. Artinya, dana-dana kita jangan diinvestasikan ke dalam satu portofolio saja.
Melalui produk bank kita memperoleh pendapatan berupa bunga, tetapi tidak besar. Bajkan untuk tabungan hanya sebesar 2% saja, sementara deposito sebesar 6%. Padahal inflasi di Indonesia sebesar 5 – 8% saat ini. Jadi jika kita menempatkan dana dalam produk perbankan maka investasinya tidak bertumbuh. Untuk itu diperlukan beragam jenis investasi yang dapat memberikan hasil sama bahkan melebihi inflasi. Beberapa diantaranya adaalah :


Emas – Penyimpanannya

Emas adalah salah satu jenis investasi yang sudah lama dikenal. Orang tua kita sering menasihatkan untuk selalu membeli emas. Emas juga jenis investasi yng cukup murah dalam kata lain bermodal sedikit. Kita dapat membeli emas satu gram seharga sekitar Rp. 400.000 hingga Rp. 500.000 saat ini. Nilai emas dalam jangka waktu pendek memang sangat fluktuatif. Tetapi dalam jangka lama memberikan kenaikan yang cukup besar. Dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir emas naik sekitar 400%. Nilainya dapat mengimbangi inflasi. Jadi uang yang kita miliki tidak berkurang karena inflasi. Untuk menjual logam mulia ini sangat mudah. Tetapi investasi dalam bentuk logam mulia ini juga mengandung resiko. Misalnya, kehilangan. Bank-bank menyediakan safe deposit box (SDB) untuk tempat menyimpan emas yang aman, tetapi itu tanpa resiko. Maklum, seringkali kehilangan tidak hanya terjadi pada waktu penyimpanan tetapi juga dalam perjalanan. Untuk menyewa SDB kita juga perlu mengeluarkan biaya sewa. Dengan dikeluarkan biaya maka investasi kita juga jadi berkurang keuntungannya. Dengan kata lain, hasil investasi kita tidak maksimal.


Properti – Lokasinya

Lokasi adalah hal yang paling penting dalam investasi properti. Lokasi yang strategis misal dekat akses jalan tol dan dekat pusat kegiatan menjadi incaran para investor properti. Yang harus dihindarkan adalah lokasi yang rawan banjir atau bencana alam. Jika kita salah memilih lokasi dapat dipastikan investasi kita tidak akan mendapat keuntungan. Harga properti meningkat seiring dengan waktu karena naiknya inflasi. Harga properti naik juga karena terbatasnya lahan yang ada serta adanya kebutuhan akan rumah. Investasi properti memerlukan modal yang besar dari ratusan juta hingga milyaran rupiah. Selain modal yang besar untuk membeli properti kita juga perlu memikirkan biaya perawatan bangunan dan membayar pjak bumi dan bangunan (PBB) setiap tahunnya. Biaya yang kita keluarkan untuk perawatan dan membayar pajak tersebut dapat diganti jika kit mendapat penghasilan dari properti tersebut. Misalnya dengan menyewakan atau membuat rumah kos. Untuk membuat rumah kos juga tidak mudah karena kita perlu waktu untuk memonitor rumah kos tersebut. Rasio likuiditas adalah resiko investasi properti, karena besarnya nilai properti tersebut sehingga kita kesulitan untuk menjualnya dengan cepat. Jadi kita tidak akan dapat dengan cepat mendapatkan uang tunai dari hasil menjual properti ini.


Reksadana – Seleksi Resiko

Reksa dana dapat menjadi salah satu solusi untuk mencapai tujuan keuangan kita dalam jangka menengah hingga panjang. Reksa dana umumnya terdiri dari reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap (obligasi), reksa dana campuran dan reksa dana saham. Imbal hasil reksa dana pasar uang yang paling rendah dari pada reksa dana yang lain sedangkan reksa dana saham mempunyai imbal hasil yang paling besar. Tetapi reksa dana saham paling tinggi resikonya, sedangkan reksa dana pasar uang yang paling rendh resikonya. Berinvestasi pada reksa dana dapat dilakukan dengan modal kecil, cukup Rp.200.000. kita juga tidak harus mempunyai keahlian dan waktu untuk memonitor dana kita karena ada manajemen investasi yang akan mengalokasikan dana kita dana memonitornya. Kita dapat mengambil uang yang kita investasikan karena pasar sedang tidak bbagus. Resiko tidak adanya dana tunai dari manajer investasi karena adanya penarikan secara masal pada hari yang sama.


Berbisnis – Ditangani Sendiri

Investasi dapat kita lakukan langsung ke dalam bisnis. Modal yang kita butuhkan mulai dari jutaan rupiah hingga ratusan juta rupiah bahkan dapat mencapai milyaran rupiah. Namun kita harus secara langsung terlibat dalam bisnis kita. Jika harus membayar seorang manajer untuk mengelola bisnis kita harus dipastikan dia mempunyai integritas kemampuan. Dalam berbisnis kita harus mengetahui seluk beluk dari industri bisnis kita termasuk jika kita menyerahkan kepada manajer. Dengan mendalami bisnis ini maka kita mengetahui kekuatan dan kelemahan dari industri usaha kita.
Dalam berinvestasi kita jangan serakah, agar tidak mudah terpancing oleh investasi palsu yang memberikan janji return besar setiap bulannya. Pilih investasi yang sesuai dengan dana kita jangan memaksakan. Investasi yang kita akan pilih bukan karena ikut-ikutan tetapi karena kita sudah mengerti dan memahami jenis investasi tersebut. Pilih investasi yng sesuai dengan karakter/profil resiko. Kita harus ingat tujuan dari investasi tersebut apakah jangka pendek menengah atau jangka panjang sehingga kita tidak tergoda untuk mencairkan investasi kita. Jangan pernah berhenti belajar dan bertanya dalam berinvestasi.

Sumber : majalah Ide Bisnis edisi 18 / November 2011 dan www.mre.co.id

2 comments: